Jono, seorang bocah pinggiran kota yang rela melepas 'dunianya' hanya untuk membantu orangtua. Setiap hari jono membantu mengankut dan menjemur batubata. Ya, pekerjaan orangtua jono hanyalah pengrajin batubata kecil. Anak sekecil jono terpaksa mengerjakan pekerjaan orang dewasa, tidak disuruh, tapi ia tak tega melihat ayahnya bekerja sendirian.
Bocah sekecil itu sanggup meninggalkan masa kacilnya yang seharusnya menikmati indahnya masa kekanak-kanakan. Jono selalu terlihat riang ketika membantu ayah. Tapi, kita tidak tahu apakah jono benar-benar periang, ataukah jono menyembunyikan rasa sedihnya agar ayah dan ibu tidak ikut sedih. Bocah sekecil ini sudah mampu memiliki rasa prihatin terhadap orang tua. Sudahkan kita memiliki rasa belas kasihan terhadap orang tua kita ? jawabnya ada dalam diri kita masing-masing.
Jono si kecil yang tak tega melihat ayahnya bekerja sendiri ikut membantu menyusun dan memindahkan bata. Mirisnya, pekerjaan ini tidak dilakukan di hari libur, jono ternyata tak bersekolah. orangtua jono tak sanggup membiayai jono agar tetap duduk di bangku sekolah.
Jono terpaksa membantu orang tuanya di saat teman sebayanya mengenyam pendidikan di sekolah. disaat teman sebayanya bercanda bersenang-senang menikmati masa kanak-kanak. Pemerintah semestinya harus lebih tanggap dengan masalah-masalah seperti ini.
Kita menyadari bahwa menuntut ilmu sangat penting dimulai dari dini hari, apa jadinya jika masa kanak-kanak diisi dengan pekerjaan yang tidak seharusnya dikerjakan. Jono adalah seorang bocah yang cukup tangguh, saya sempat kagum dengannya, dalam usia yang sungguh-sungguh sangat muda, masih bocah malahan, naum telah dapat membantu penderitaan orang tuanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan beri komentar ?